Zuckerberg Beli Instagram karena Facebook Katrok

TEMPO.CO , San Fransisco- Hari ini pengguna jejaring sosial Facebook dikejutkan dengan megatransaksi yang dilakukan Mark Zuckerberg, pendiri Facebook. Dia membeli Instagram, aplikasi berbagi foto lewat ponsel pintar. Facebook membayar US$ 1 miliar (Rp 9,1 triliun) dalam bentuk uang segar dan saham.
Instagram sebenarnya baru berumur dua tahun, diluncurkan pada Oktober 2010. Karyawannya sembilan orang, tapi versi BBC menyebut 13 orang. Mulanya mereka hanya menggarap pasar iPhone. Pekan lalu mereka juga mendesain aplikasi untuk Android. Aplikasi ini menjadi tren di mana-mana karena kesuksesannya mengeksploitasi sisi narsis sang pengguna. Dengan mengunggah foto, seolah mereka berkata, "I'm here (saya di sini)."
Pertanyaannya, mengapa perusahaan sebesar Facebook dengan jumlah pengguna lebih dari 830 juta orang perlu mengakuisisi Instagram yang penggunannya cuma 30 juta orang? Jack Shafer, kolumnis Reuters, menduga, dengan membeli Instagram, Mark Zuckerberg seolah ingin mengatakan, "Aplikasi foto kami di Facebook katrok!"
"Ini sebuah tonggak penting bagi Facebook karena untuk pertama kalinya kami membeli sebuah produk dan perusahaan yang dipakai begitu banyak pengguna," kata Zuckerberg dalam siaran persnya.
Konon, negosiasi pembelian Instagram ini dilakukan sangat cepat. Kabarnya setelah meluncurkan versi Android pekan lalu dan jumlah pengguna bertambah sejuta orang per hari, Facebook khawatir Instagram bakal jatuh ke tangan orang lain. Mereka sadar jelas aplikasi ini bukan cuma soal berbagi foto. "Ini jejaring sosial lain yang juga sangat kompetitif," begitu kata sumber di Facebook.
Huffington Post, mengutip dari Ycharts, memperkirakan nilai-nilai Instagram yang Rp 9,1 triliun itu lebih mahal ketimbang perkiraan nilai perusahaan koran New York Times yang "cuma" US$ 970,22 juta (Rp 8,9 triliun) atau lebih murah US$ 30 juta (Rp 276 miliar) dari Instagram.
***
Instagram memang menawarkan kemudahan. Tak perlu jungkir balik belajar fotografi untuk menghasilkan foto keren. Yang dibutuhkan cuma tiga hal sepele: punya ponsel pintar dengan kamera, jari yang jahil, dan akun Instagram. Bahkan pengamat politikus seperti Eep Saefullah Fatah pun jago main Instagram.
Aplikasi ini gratis dan penggunanya bisa memanfaatkan 17 filter foto. Filter inilah yang mengubah nuansa warna dan memberi kesan foto yang berbeda. Aplikasi ini digemari karena orang "bercakap-cakap" dengan foto dan terhubung dengan Twitter dan Facebook. Kata pendiri Instagram, Kevin Systrom, "Aplikasi ini bisa menjadi cara berkomunikasi lewat gambar." Saking ramainya, setiap hari ada lima juta foto yang diunggah ke Instagram setiap hari.
Paul Kedrosky, investor bidang teknologi serta penulis blog the Infectious Greed, mengatakan pada BBC bahwa pembelian itu telah membuat karyawan Instagram jadi OKB atawa orang kaya baru. "Setahu saya Instagram hanya punya 13 pekerja. Jadi dengan transaksi ini tiap kepala dapat bagian US$ 77 juta. Ini adalah deal bisnis paling mahal dalam sejarah," ujar dia.