Monday, 23 April 2012

terapi belatung untuk penyembuhan luka


Sebuah penelitian baru telah mendukung penggunaan belatung secara medis, untuk membersihkan luka dengan menghapus jaringan mati dan tidak sehat.

Penelitian ini mengungkapkan bahwa terapi belatung, yang dilakukan dengan menempatkan belatung pada daging yang terbuka, bisa menjadi cara cepat

untuk membersihkan luka. Ide ini mungkin terdengar menjijikkan, namun hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur ini dapat berguna untuk kasus-kasus

tertentu.

Para peneliti mengatakan terapi ini mungkin berguna pada pasien diabetes yang membutuhkan kecepatan kontrol untuk menangani luka-luka mereka, atau

untuk pasien operasi yagn tidak dapat diberikan anestesi. Demikian diwartakan InternationalBusinessTimes, beberapa waktu lalu.

Penggunaan medis belatung telah disetujui pada 2004, oleh US Food and Drug Administration. Menurut Dr Robert Kirsner, dermatolog di University of

Miami School of Medicine yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, hanya sebagian kecil pasien dengan luka yang tidak dapat disembuhkanlah yang

menerima pengobatan itu.

"Ada banyak faktor untuk itu," kata Kirsner. "Pasien harus sangat kuat secara psikologis," katanya, mengingat ada sedikit resiko dalam metode pengobatan

tersebut.

Penelitian ini melibatkan 100 pria dengan luka pada tungkai bawah, setengahnya menerima terapi belatung dan setengah lagi menerima operasi. Pasien

maupun dokter yang mengevaluasi luka sama-sama tidak diberi tahu terapi jenis apa yang digunakan pasien.

Belatung mengeluarkan enzim yang melarutkan jaringan mati, namun tidak merusak jaringan sehat. Setelah 8 hari, persentase jaringan mati di luka pasien

dengan terapi belatung adalah sekira 54,5 persen. Sedangkan pada pasien yang menerima operasi ada sekira 66,5 persen. Tapi setelah 15 hari dan 30 hari,

jumlah jaringan mati di luka itu hampir sama.