Anda belum bisa mengaku sebagai pecinta film sejati jika belum mendengar nama Ridley Scott. Sutradara kawakan berusia 75 tahun ini mempunyai banyak film legendaris seperti 'Blade Runner', 'Gladiator' dan tentu saja 'Alien'. Dan, tahun ini kita diundang untuk membuka misteri yang penuh dengan lendir dan makhluk tak dikenal dalam sci-fi terbarunya 'Prometheus'.
'Prometheus' memiliki premis yang sangat sederhana: sekumpulan ilmuwan yang sedang melakukan penelitian dan akhirnya menghadapi bencana. Pahlawannya bernama Elizabeth Shaw (Noomi Rapace, pemeran Lisbeth Salander dalam 'The Girl With The Dragon Tattoo' versi Swedia) yang naik kapal Prometheus demi mencari rumah "makhluk dari alam lain" yang figurnya tergambar di atap sebuah gua.
Perjalanan lintas galaksi yang menghabiskan banyak biaya ini didanai oleh Peter Weyland (Guy Pearce). Weyland memiliki rasa ingin tahu yang tinggi akan asal-usul manusia. Jawabannya dia harap bisa ditemukan dalam ekspedisi ini.
Setelah sampai di planet tujuan mereka, Shaw dan Charlie Holloway (Logan Marshall-Green) serta anggota tim yang lain segera turun dari pesawat dan meneliti sebuah gua aneh yang terletak di tengah urun. Pada awalnya mereka tidak menyadari ada bahaya mengancam di depan mereka. Namun setelah mereka tersadar bahwa nyawa mereka menjadi taruhannya, semua sudah terlambat. Dan bumi kini juga menjadi taruhannya.
Kalau Anda masih tertarik dengan filmnya, saya akan mempersingkatnya dengan kalimat ini: 'Prometheus' merupakan prekuel dari 'Alien'. Ridley Scott menyutradarai film ini, jadi Anda tak perlu ragu akan keahliannya. Pergerakan kamera Dariusz Wolski nampak memukau. Bahkan dari opening title-nya (diambil di Iceland) yang megah, Anda bisa mengharapkan gambar-gambar luar biasa dalam 'Prometheus'.
Keluarbiasaan itu juga didukung oleh desain produksi yang tak kalah hebat. Arthur Max bertanggung jawab atas semua kredit itu. Anda akan terpukau dengan bentuk pesawat 'Prometheus', juga "goa" yang ternyata kapal alien dan desain interiornya yang tak hanya megah tapi juga memberikan kesan kelam yang kuat. Visual efeknya juga tidak kalah keren. Makhluk-makhluk alien itu terlihat seperti makhluk nyata.
Seperti halnya 'Alien' yang memperkenalkan kita para heroine superbadass yang keren, Ripley (diperankan dengan sangat gila oleh Sigourney Weaver), 'Prometheus' juga memperkenalkan kita pada Shaw yang tahan banting. Dan, untuk itu diimporlah Rapace dari Swedia untuk memerankan jagoan paling hot ini. Bentuknya yang kecil dan suaranya yang imut memang membuatnya terlihat tidak tangguh. Tapi, tunggu sampai Anda melihat adegan dia berusaha mengeluarkan alien dari perutnya. Anda akan berubah pikiran saat adegan operasi caesar paling kejam yang pernah Anda tonton itu muncul.
Pemain-pemain lainnya juga tidak kalah bagusnya. Michael Fassbender terlalu meyakinkan untuk memerankan android bernama David. Gerak tubuhnya, mimik mukanya dan suaranya yang datar membuatnya menonjol. Charlize Theron yang memerankan Vickens yang mengepalai ekspedisi luar angkasa itu juga patut mendapatkan kredit. Ekspresinya yang kaku adalah bahan bakar yang ampuh untuk menjadikannya bos yang keras.
Sayangnya, 'Prometheus' tidak bisa menyamai kualitas 'Alien' yang dirilis pada 1979 itu. 'Prometheus' memang memberikan nuansa horor yang mencekam dan bikin dag-dig-dug tapi pengaturan emosnya tidak stabil. Temponya yang juga terlalu lambat bisa membuat penonton mengantuk duluan, walaupun aliennya sangat outstanding. Dan terlebih lagi, misi pencarian Tuhan itu terlalu "hipster" untuk dijadikan alasan kenapa para karakter ini pergi mengarungi galaksi.
Tapi tetap saja, 'Prometheus' adalah salah satu film sci-fi yang wajib ditonton. Dan, mengingat visualisasinya yang serba fantastis, akan memberikan sensasi yang lebih maksimal jika film ini ditonton dalam format 3D.
Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.
'Prometheus' memiliki premis yang sangat sederhana: sekumpulan ilmuwan yang sedang melakukan penelitian dan akhirnya menghadapi bencana. Pahlawannya bernama Elizabeth Shaw (Noomi Rapace, pemeran Lisbeth Salander dalam 'The Girl With The Dragon Tattoo' versi Swedia) yang naik kapal Prometheus demi mencari rumah "makhluk dari alam lain" yang figurnya tergambar di atap sebuah gua.
Perjalanan lintas galaksi yang menghabiskan banyak biaya ini didanai oleh Peter Weyland (Guy Pearce). Weyland memiliki rasa ingin tahu yang tinggi akan asal-usul manusia. Jawabannya dia harap bisa ditemukan dalam ekspedisi ini.
Setelah sampai di planet tujuan mereka, Shaw dan Charlie Holloway (Logan Marshall-Green) serta anggota tim yang lain segera turun dari pesawat dan meneliti sebuah gua aneh yang terletak di tengah urun. Pada awalnya mereka tidak menyadari ada bahaya mengancam di depan mereka. Namun setelah mereka tersadar bahwa nyawa mereka menjadi taruhannya, semua sudah terlambat. Dan bumi kini juga menjadi taruhannya.
Kalau Anda masih tertarik dengan filmnya, saya akan mempersingkatnya dengan kalimat ini: 'Prometheus' merupakan prekuel dari 'Alien'. Ridley Scott menyutradarai film ini, jadi Anda tak perlu ragu akan keahliannya. Pergerakan kamera Dariusz Wolski nampak memukau. Bahkan dari opening title-nya (diambil di Iceland) yang megah, Anda bisa mengharapkan gambar-gambar luar biasa dalam 'Prometheus'.
Keluarbiasaan itu juga didukung oleh desain produksi yang tak kalah hebat. Arthur Max bertanggung jawab atas semua kredit itu. Anda akan terpukau dengan bentuk pesawat 'Prometheus', juga "goa" yang ternyata kapal alien dan desain interiornya yang tak hanya megah tapi juga memberikan kesan kelam yang kuat. Visual efeknya juga tidak kalah keren. Makhluk-makhluk alien itu terlihat seperti makhluk nyata.
Seperti halnya 'Alien' yang memperkenalkan kita para heroine superbadass yang keren, Ripley (diperankan dengan sangat gila oleh Sigourney Weaver), 'Prometheus' juga memperkenalkan kita pada Shaw yang tahan banting. Dan, untuk itu diimporlah Rapace dari Swedia untuk memerankan jagoan paling hot ini. Bentuknya yang kecil dan suaranya yang imut memang membuatnya terlihat tidak tangguh. Tapi, tunggu sampai Anda melihat adegan dia berusaha mengeluarkan alien dari perutnya. Anda akan berubah pikiran saat adegan operasi caesar paling kejam yang pernah Anda tonton itu muncul.
Pemain-pemain lainnya juga tidak kalah bagusnya. Michael Fassbender terlalu meyakinkan untuk memerankan android bernama David. Gerak tubuhnya, mimik mukanya dan suaranya yang datar membuatnya menonjol. Charlize Theron yang memerankan Vickens yang mengepalai ekspedisi luar angkasa itu juga patut mendapatkan kredit. Ekspresinya yang kaku adalah bahan bakar yang ampuh untuk menjadikannya bos yang keras.
Sayangnya, 'Prometheus' tidak bisa menyamai kualitas 'Alien' yang dirilis pada 1979 itu. 'Prometheus' memang memberikan nuansa horor yang mencekam dan bikin dag-dig-dug tapi pengaturan emosnya tidak stabil. Temponya yang juga terlalu lambat bisa membuat penonton mengantuk duluan, walaupun aliennya sangat outstanding. Dan terlebih lagi, misi pencarian Tuhan itu terlalu "hipster" untuk dijadikan alasan kenapa para karakter ini pergi mengarungi galaksi.
Tapi tetap saja, 'Prometheus' adalah salah satu film sci-fi yang wajib ditonton. Dan, mengingat visualisasinya yang serba fantastis, akan memberikan sensasi yang lebih maksimal jika film ini ditonton dalam format 3D.
Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.